Manusia
memiliki ceritanya masing-masing dalam kehidupnya.
Kisah
tersebut menjadikan pribadi seseorang menjadi lebih baik atau
sebaliknya. Tentunya dengan kehidupan
yang tak pernah kita tau lakonya. Hanya dengan iman dan taqwalah akan
menghantarkan kita dalam kehidup yang hakiki kepada Allah SWT.
Ok
terlepas dari itu perkenankan diri ini untuk sedikit corat-coret tulisan tentang kisah nyata. Tentu saja pengalaman pribadi, semoga
bisa menjadi cerita yang menghibur dan menginspirasi (**),. (uhuk)
---------
Setiap cerita layak untuk
diceritakan,,,begitu juga kisah kalian. Sepahit apapun itu pengalaman akan
memberikan pelajaran besar bagi diri kita. Pernah kalian mendengar kalimat seperti ini “jangan tengok
kebelakang teruslah berjalanlah kedepan,,” (ya mungkin takut kesadung kali ya
(hoho)). Upss bukan itu maksutnya. Tapi menurut ku kalimat ini perlu permak
sedikit “berjalanlah kedepan dan jgn lupa bercerminlah pada masalalu , karena
bagian itu merupakan pelajaran dan pengalaman berharga bagi diri kita.
Pengalaman
hidup yang aku alami selama 3 tahun di SD, mungkin hampir terlupakan bahkan
sama sekali tak ingat bahwa dunia itu pernah aku alami. Berkat cerita ulang dari
orang tua tentang masa kecil itu, kini kejadian yang pernah aku alami teringat
kembali walaupun hanya ¼ bagian saja.
Seperti
kehidupan anak lainya, sekolah, bermain kesana kemari tak kenal waktu. Kadang sampai di cari-cari orangtua karena
saking asik bermain di tempat tetangga hingga magrib (apa masa kecil kalian
juga seperti ini,??? selamat berarti kalian termasuk orang-orang yang memiliki
masa kecil yg bahagia hahaha). Parahnya kadang kejailan muncul pada diri ini
yaitu corat-coret tembok, pintu, atau lantai tetangga sampai tak berbentuk lagi
dengan kapur, atau main peta umpet “delikan”. Tetapi kalau lawanya susah ditemukan aku tinggal
pulang dulu buat minum sembari melepas lelah baru nanti dilanjutin lagi. Alhasil
yang pada ngumpet gelisahnya minta ampun (maklum rumah deket jadi daripada haus
pulang dulu kan #alibi*), sampai kejadian
konyol yaitu nakut-nakuti orang lewat
depan rumah pakai guling. Tentu saja cara ini ampuh. Siapa juga yang tidak
kaget, merinding lewat jalan dekat
kuburan. Aku saja sampai sekarang juga masih parno keluar rumah malam-malam ,kecuali
ada yang nemenin. Mungkin ini juga kali ya yang membuat enggan para pedagang
lewat depan rumah. Hingga sampai sekarang pun jika ditemukan pedagang yang
lewat depan rumah malam2 itu suatu keluarbiasaan (waoww).
Ok
back to memory
Pagi
yang dinanti, dan suasana malam yang tak kalah indahnya. Di kegelapan malam
langit jagat raya, menampakan beribu bintang dan bulan yang saling menghargai
keberadaanya, begitu serasi indah untuk
dinikmati., …. Begitulah ciptaan Allah Yang Maha Agung begitu sempurna dan luar
biasa, mengingatkan bahwa semakin
kecilnya diri kita ini dihadapan Allah SWT.
Penghujung
kelas 3 SD sudah dihadapan mata,, bertepatan hari besar umat islam idhul fitri,
keluarga simbah semuanya datang kerumah. Keluarga paklik sudah jauh-jauh hari
datang kerumah sebelum hari raya, karena
simbah saat itu dalam keadaan sakit “sakit tua”. Itulah awal dari kejadian
astral yang akan aku alami sampai 3
tahun lebih nantinya.
Tidak
ada keanehan selama liburan pasca idhul fitri di tempat bu lek. Hanya sedikit sakit
panas seperti anak kecil lainya yang membuat gagal pulang pada hari yang sudah
ditentukan. Akhirnya rabu subuh kita bersama-sama pulang klaten. Rasa rindu
akan kebersamaan dengan simbah akhirnya segera terobati. Saat itu tak hanya pak
lek bu lek yang ikut ke klaten tapi semua keluarga pak lek ikut mengantar aku
dan mbk pulang. Hingga akhirnya aku mengerti, bendera merah yang ada di depan
rumah itulah yang membuat kita harus berangkat subuh-subuh. Hari itu simbah di
panggil Allah, harapan akan menemani simbah di waktu tidur atau hanya duduk sembari melihat wajah yang tak
lagi muda itu kini tinggal kenangan. 1 januari 2001 akhirnya waktu yang di
janjikan tiba. Waktu untuk mengisi cangkir kehidupan didunia fana telah habis.
Mbah putri pulang untuk selama-lamanya.( Harapan dan doa untuk mu simbah semoga
tempat yang indah lah simbah berada. Amin amin amin.)
Tidak
ada seminggu dari kepergian mbah putri ke hadapan Ilahi,, kejadian aneh itu
mulai muncul,.
Ternyata
penyakit panas itu masih enggan untuk pergi dari tubuh ku. Malamnya tanpa
disadari aku nglindur,, tapi nglindur
kala itu berbeda, ngeri untuk dibayangkan (dari cerita sih gtu). Saat itu ibu
dan bapaklah yang menyaksikan. Mata ini terbuka tanpa bola mata hitam, hanya
bagian putih yang terlihat dan mulut ini selalu berucap kata-kata yang sama
tapi sulit untuk dipahami artinya. “Aku guno kanio” kurang lebih terdengar
seperti itu.
Dari
situlah kisah awal yang membuat aku menjadi aneh bahkan ketakutan yang tak bisa
dibayangkan yang selalu hadir menemani hari-hariku.
Perasaan
yang selalu marah pada ibu kuat sekali, tiada hari tanpa ada alasan untuk
membuat ibu kewalahan menghadapi diriku (maaf buk ^^). Perilaku yang tak wajar
semkin menjadi-jadi dari nangis yang tak ada sebab sampai sering menyendiri di
kamar atau tempat-tempat yang tak terduga. Pernah suatu hari ibu menemukan
diriku sedang berada di balik pohon kapas belakang rumah. Ukuran batang pohonya
rumayan besar menjulang tinggi, bahkan bisa menjadi tempat persembunyian yang
aman bagi anak kecil. Kata ibu kalau aku sudah marah bisa buat seisi rumah
riwuh. Karena kadang aku menghilang dan susah untuk ditemukan, ketemu-ketemu
diri ini sudah dalam keadaan lemas (lahh). Atau mengunci diri di dalam kamar
dengan tatapan mata yang kosong sambil berbicara entah dengan siapa, dari kaca
jendela kamar itulah biasanya orangtua ku menyaksikan.
Tak
hanya perilaku yang aneh, fisik pun mulai rapuh dan gampang sakit. Bisa
seminggu penuh ijin sekolah karena sakit.
Sampai-sampai nilai rapot tidak karuhan saat kelas 4 SD. Gara-gara itu juga aku
tidak diperbolehkan ikut olah raga. Pernah suatu ketika ikut lomba balap karung
tujubelas agustus di sekolah tanpa sepengetahuan guru, tapi saat giliran ku
tiba entah kenapa wali kelasku mengetahui aksi ku ini, alhasil lomba balap
karung didepan mata gagal. Ditambah kena marah guru yang sebenarnya itu semua untuk kebikan ku
sendiri karena sebelum itu pernah diijinkan ikut olahraga lari akibatnya hari
berikutnya tidak bisa masuk sekolah karena sakit. Lagi-lagi hanya bisa melihat dipinggir
lapangan, sembari duduk di bawah pohon “teh-tean”depan kelas, melihat
teman-teman asik lomba, sunggu masa-masa itu masih jelas sampai sekarang …,
Mulai
bertambah usia, sikap anehku semakin terlihat jelas juga bahwa ada gangguan
makhluk lain dalam diri ini. Tetapi dengan bertambahanya usia juga kebiasaan
nangis, marah gak jelas sama ibupun mulai pudar.
Keadaan
yang mungkin tidak dinginkan oleh setiap orang terjadi pada diriku. Ketidak
wajaran mulai terlihat nyata, makhluk itu mulai menampakan keberadaanya. Tidak
menyakiti tetapi bisa membuat bulu kudu ini berdiri. Suara-suara itu mulai
memanggil. Setiap dalam keadaan sendiri suara itu mulai terdengar, panggilan
dalam kesunyian itu terdengar jelas dalam telinga. Nada yang tak pernah berubah
dengan kalimat yang sama selalu memanggil namaku. Akupun selalu teriak-teriak
ketakutan kala suara itu mulai memanggil, alhasil bapak ibu selalu sigap untuk lari
kearahku. Begitulah kejadian itu berulang-ulang, suara itu selalu memanggil dalam kesunyian, Walaupun begitu tetap saja
diri ini tak bisa membiasakan telinga
ini untuk mendengarnya.
Memang
tak bisa di pungkiri,, bahwa makhluh gaib itu ada. Di dalam Al Qur’an pun sudah di jelaskan bahwa Allah menciptakan jin
dan setan dari api, manusia dari sari pati tanah dan malaikat dari cahaya. Jadi
jelas ada makhluk lain selain kita.
Gangguan
lainpun bermunculan, mimpi yang merupakan bunga tidur tak lagi menjadi ketenangan
atau hiburan saat lelap. Gambaran rumah tua, kuburan bahkan orang berambut
putih dengan pakaian jawa blankon yang sering bermunculan dalam mimpi. Entah apa artinya?? (sampai sekarang pun tak
bisa menjelaskan), hanya bisa menceritakan hal-hal itu kepada ibuk setiap kali
bangun tidur. Perasaan yang pernah mengalami kejadian yang baru saja terjadi
seperti kebetulan. Gambaran aneh tentang sesuatu hal yang belum terjadi menjadi
kenyataan. Semuanya bahkan seperti serba kebetulan yang terus menerus tepat.
Kalu dipikir seperti orang yang mempunyai indra keenam, bisa merasakan bahkan
melihat gambaran yang menjadi kenyataan. Semuanya berasa seperti mimpi.
Rasa
kasih sayang dan kuwatir dari dalam seorang ibu melihat anaknya seperti itu, menumbuhkan niatanya
semakin kuat untuk membawa diriku ke tempat orang yang mampu menyembuhkan
gangguan makhluk gaib. Berkat info dari saudara, salah satu ustad yang ada di daerah klaten
itulah yang menjadi tempat sarana penyembuhan.
Saat
itu kami di sambut hangat oleh bapak- separuh baya, sebut saja bapak berjenggot
putih (hehe karena nggak tau nama.y). Kami langsung di persilahkan masuk kerumah. Tidak ada penilaian buruk
ataupun curiga pada bapak jenggot itu. Penampilan yang luwes seperti ustad,
begitu santun memberian kesan yang baik dari kita.
Seperti
adat atau kebiasaan orang di Indonesia bersalaman adalah suatu tanda keramahan.
Aku diajak bersalaman dengan bapak
berjenggot putih, tapi salaman kali ini lama dan aneh, sesekali aku melihat
bapak berjenggot, beliau komat-kamit dengan mata terpejam, gak tau apa yang di
ucapkan karena terlalu rilih. Akhirnya jawaban dari bapak berjenggot itu adalah
aku diikuti jin tua berambut putih, makhluk itu hanya ingin ikut bersamaku tak
ada maksud lain, sampai-sampai bapak berjenggot bilang kalu makhluk itu tadi di
depan pintu. “Mungkin dia mau ikut sekalian membantu dirimu”.
Dari
situ aku mendapat oleh-oleh 2 jenis barang yaitu potongan kertas bertuliskan
arab dan kalung yang baunya wangi (baunya bener-bener nggak mau hilang). Kalung
tersebut boleh dipakai dimana saja kecuali
di kamar mandi. Potongan kertas bertulis arab tersebut harus dimakan 2 kali
sehari (sudah kaya minum obat saja). Ya Allah sungguh kala itu diri ini tak tau
larangan Mu,,, Semoga selalu dalam bimbingan Mu ya Rabb, dari situlah mulai
terlihat ketidak beresan dan akhirnya tak ada lagi kertas bertulis arab itu menjadi makanan ku,
tak ada lagi kalung wangi itu melingkar di leherku. Itu semua salah.
Tak
terasa penghujung kelas 6 pun sudah didepan mata. Ujian praktek yang berjibun sedikit
menguras eneri beserta persiapan untuk ujian akhir pun tak kalah menguras eneri
pikiran. Selepas dari semua itu kenyataan bahwa makhluk astral masih mengikuti
ku jelas masih terasa. Sekarang bahkan menyendiri tak lagi terasa menakutkan
seperti dulu. Mungkin kita sudah bersahabat (saking lamanya cuiy). Akhirnya
terdengarlah pengobatan mengusir gangguan jin dengan cara ruhiyah pada
orangtuaku. Saat itu ruqiyah memang
salah satu pengobatan yang sangatlah populer dan menjadi pembicaraan
orang-orang. Ternyata sepupuku sendiri mahir dalam hal tersebut, tak berpikir
panjang karena tahu bahwa itu tidak ada unsur syirik, orang tuaku mencoba untuk
menyembuhkan diriku dengan metode tersebut. Saat itu aku ditemani kakak. Kita berdua berwudhu dan memakai mukena.
Setelah itu kita disuruh berebahan dan memejamkan mata. Kata sepupuku “mbak
santai saja ya, degdegkan nggak?”. Awalnya tidak degdegkan karena saat itu aku
sendiri tidak tau mau diapain dan sedang melakukan untuk apa (tenang-tenang
saja kan mbak juga ikut), akhirnya aku jadi agak takut dan mulai degdegan yang
luar biasa walupun disitu aku bersama kakak dan ditemani seluruh keluargaku
untuk melakukan ruqiyah. Saat itu dadaku dikasih Al Qur’an katanya biar tenang.
Ruqiyahpun mulai dilakukan. Lantuan ayat suci al qur’an mulai terdengar hingga
akhirnya aku tak ingat lagi, hanya ingat meneteskan airmata dan rasa sakit
disekujur tubuh yang luar biasa. Ternyata saat itu aku menangis sejadi-jadinya
hampir-hampir bisa mendatangkan semua warga. Kala itu aku mengoceh entah apa,
karena orangtuaku tak tega melihatku yang kesakitan, ayahku mencoba menenangkan
dengan mengusap kepalaku. Saat itu aku merasa bahwa bapak mengusap-ngusap
kepalaku. Akhirnya lantunan ayat Al Qur’an yang disuarakan di radio dimatikan
dan aku mulai membuka mata. Badan terasa sakit semua, lelah hingga kaki juga
sulit untuk digerakan. Selepas itu hanya gelengan kepala yang bisa aku lakukan
karena tidak tau apa yang sedang terjadi. Sakit itupun berangsur-angsur mulai berkurang
dan kaki kembali bisa digerakan.
Masih dalam keadaan bertanya-tanya, tetapi
orangtuaku tak melanjutkan pengobatan tersebut karena katanya tak tega. Mulai
dari situ setiap sore lantunan ayat-ayat suci Al Qur’an yang ringan mulai
menggema di rumah, dan setiap ayat-ayat itu dibacakan rasa takut kadang muncul
dalam diri. Alhasil akupun mengadu kepada orangtuaku untuk tidak terlalu keras
membunyikannya. Minggu-demi minggu berganti kejadian tersebut juga mulai
terlupakan. Kebiasaan mendengarkan murotalan setiap sore tak lagi sesering dulu
dan persiapan ujian akhir pun menyibukan diri ini hingga lupa atas seuamnya.
Tapi dari itu semua ternyata menjadi sebuah obat yang insyaAllah sembuh total.
Kenapa bisa?? Dibalik itu semua diri ini menjadi rajin solat lima waktu bahkan
solat malam pun mungkin tak pernah absen. Alhamdulilah dengan berjalanya waktu
gangguan tersebut mulai hilang. Allah Maha Penyayang, “Jika ia mendekat
kepada-Ku satu jengkal maka Aku mendekat padanya satu hasta, jika ia mendekat
pada-Ku satu hasta maka Aku mendekat padanya satu depa, jika ia datang
kepada-Ku dengan berjalan kaki, maka Aku akan datang kepadanya dengan berlari”
Hadits abu hurairah r.a.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar