Sabtu, 27 Juni 2015

UJI DUO TRIO



Uji duo-trio mirip digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan di antara dua contoh. Kepada panelis disajikan 3 buah contoh dengan satu contoh adalah contoh baku (A) dan dua lainya adalah contoh yang akan diuji (X dan Y). Panelis diminta untuk menentukan mana di antara dua buah contoh X atau Y yang sama dengan A. Analisis data dapat dilakukan dengan menggunakan uji statistic one-tailed paired-difference test. Prosedur yang digunakan disajikan ke hadapan panelis satu contoh baku dan dua contoh yang akan diuji (keduanya diberi kode). Uji duo-trio merupakan bagian dari uji pembanding yang digunakan untuk menilai atau menstandarisasi suatu produk bahan baku apakah masih dalam yang baik atau tidak. Uji duo-trio dapat dikatakan mirip seperti uji segitiga yaitu dengan memberI penilaian “1” jika produk yang dirasa oleh panelis berbeda dan angka “0” jika produk yang dirasa oleh panelis sama. Hanya saja pada uji ini penguji memberitahu 1 pembanding (reference) yang barulah kemudian dapat dibandingkan dengan kedua kedua contoh lain yang disajikan.
Uji Duo Trio acara III  bertujuan untuk mencari perbedaan yang kecil pada sampel yang di sajikan. Setiap panelis disajikan tiga contoh (dua contoh dari sampel yang sama dan satu contoh dari sampel berbeda). Prinsip dari uji duo trio hampir sama dengan uji segitiga, tetapi dalam uji ini dari awal sudah ditentukan pembanding yang dibandingkan dengan kedua contoh lainnya. Dalam penyajiannya, contoh ketiganya disajikan bersamaan. Panelis diminta untuk memilih satu diantara 2 sampel lain yang beda dengan pembanding (reference). Uji duo-trio dapat digunakan untuk melihat perlakuan baru terhadap mutu produk, menilai keseragaman mutu bahan atau mendeteksi adanya perbedaan yang kecil antara dua contoh.
Dalam acara III Uji duo trio kali ini menggunakan  3 sampel kue bolu, dimana dari 3 sampel tersebut terdapat 2 sampel yang terbuat dari bahan baku yang sama dan 1 sampel yang lain terbuat dari bahan baku yang berbeda. Dari 2 sampel yang terbuat dari bahan baku yang sama diberi kode R yang menunjukkan sampel yang digunakan sebagi standart atau sampel baku. Sedangkan sisa dari sampel tersebut diberi kode 548 untuk sampel yang terbuat dari bahan baku yang berbeda dengan contoh baku, sedangkan kode 732 untuk sampel yang terbuat dari bahan baku yang sama dengan contoh baku. Cara kerja dari uji duo trio acara III ini adalah penyaji menyiapkan bahan atau sampel yang akan diujikan, sampel tersebut terdiri dari 3 sampel yaitu 2 sampel dengan bahan yang sama dan 1 sampel dengan bahan yang berbeda. Penyaji memberikan intruksi kepada panelis yaitu panelis diminta untuk memberi tanda (X) pada sampel yang tidak sama dengan sampel baku (R) pada kertas borang yang telah disediakan.
Dari hasil pengamatan yang telah dilakuakan, untuk atribut warna antara sampel 732 dan 548 dengan jumlah penelis 23 orang, jumlah terkecil untuk menyatakan beda nyata adalah 17 pada tingkat signifikan 5%. Jumlah panelis yang menjawab benar adalah 2 dan 21 . Sehingga dapat dikatakan bahwa dari segi warna sampel kue bolu 732  tidak terdapat beda nyata terhadap sampel baku (R). Dapat disimpulkan bahwa sampel kode 732 memiliki warna yang sama dengan sampel baku. Sedangkan untuk sampel 548 terdapat beda nyata terhadap sampel baku. Karena jumlahnya sama dengan jumlah terkecil panelis untuk beda nyata tingkat 5%. Pada atribut warna sampel 548 beda nyata dengan sampel baku hal ini disebabkan oleh penambahan margaring pada salah satu sampel. Margaring dapat mempengaruhi warna kue bolu yang dihasilkan.   
Dari segi aroma jumlah panelis yang menjawab benar pada sampel 732 adalah 2 dan pada sampel 548 adalah 21. Jika dibandingkan dengan tabel uji duo-trio dengan 23 orang panelis jumlah terkecil untuk menyatakan beda nyata adalah 17 pada tingkat 5%. Untuk atribut aroma sampel 732 tidak beda nyata dengan sampel baku (R). Sedangkan sampel 548 beda nyata dengan sampel baku (R). Pada segi aroma yang menyebabkan beda nyata ini disebabkan oleh kurang ketelitian panelis pada saat melakukan uji, penambahan margaring pada sampel dapat mempengaruhi aroma, semakin banyak margaring yang diberikan semakin harum aroma pada sampel tersebut. Untuk sampel yang tidak beda nyata masih mempunyai kemiripan dan sulit untuk dibedakan dengan sampel baku.
Dari atribut rasa panelis  yang menjawab benar pada sampel 732  adalah 1 dan pada sampel 548 adalah 22. Jika dibandingkan dengan tabel uji duo-trio dengan 23 orang panelis jumlah terkecil untuk menyatakan beda nyata adalah 17 pada tingkat 5%. Sehingga dapat dikatakan dari segi rasa bahwa pada jumlah terkecil untuk tingkat 5% sampel 732 tidak memiliki beda nyata dengan sampel baku karena jumlah panelis yang menyatakan sama masih di bawah persyaratan yang diminta, sedang untuk sampel 548 terdapat beda nyata dengan sampel baku karena jumlahnya sama dengan jumlah terkecil panelis untuk beda nyata tingkat 5%.
Dari atribut tekstur yang menjawab benar pada sampel 732 adalah 2 dan pada sampel 548 adalah 21. Jika dibandingkan dengan tabel uji duo-trio dengan 23 orang panelis jumlah terkecil untuk menyatakan beda nyata adalah 17 pada tingkat 5%. Dari hasil perbandingan dapat dikatakan bahwa kue bolu dengan sampel 732 tidak memiliki beda nyata dengan sampel baku. Karena jumlah panelis yang menjawab benar belum memenuhi kriteria minimum jumlah panelis. Untuk sampel 548 memiliki beda nyata pada tingkat signifikasi 5% dengan sampel baku. Hal ini dikarenakan oleh ada atau tidaknya penambahan margarin. Bolu dengan penambahan margarin memiliki tekstur yang lebih padat dan lembut.
Dari atribut overall atau keseluruhan, jumlah panelis yang menjawab benar terdapat beda nyata pada sampel 732  adalah sebesar 1, sedangkan pada sampel 548 adalah 22. Jika dibandingkan dengan tabel uji duo-trio dengan 23 orang panelis jumlah terkecil untuk menyatakan beda nyata adalah 17 masing-masing pada tingkat 5%. Dapat disimpulkan bahwa untuk atribut overall untuk sampel 732 tidak beda nyata dengan sampel baku belum dapat dikatakan memiliki mutu yang berbeda dengan sampel baku karena jumlah panelis yang menyatakan sama masih di bawah persyaratan yang diminta, sedang  sampel 548 terdapat beda nyata dengan sampel baku.  Dari keseluruhan atribut sampel 732 tidak beda nyata semua dengan sampel baku (R), sedangkan sampel 548 beda nyata semu dengan sampel baku (R). Hal ini dapat disimpulkan bahwa sampel yang sama dengan sampel baku adalah sampel dengan kode 732 karena pada semua atribut sampel 732 menyatakan hasil yang tidak beda nyata dengan sampel baku.
Faktor yang mempengaruhi antara beda atau tidak beda nyata adalah kesalahan terjadidikarenakan waktu pengujian sampel yang terlalu singkat atau ada kesalah pahaman antara panelis tersebut dengan tim penyaji. Padahalsebenarnya rasa kedua kue bolu secara komposisi sudah jauh berbeda danuntuk untuk segi rasa, aroma, tekstur, dan overall kedua bolu tersebut juga berbeda. Kesalahan panelis ini disebabkan karena panelis yang belum bisa melakukan penilaian dengan baik dan panelis belum terlatih untuk melakukan penilaian. Aplikasi yang digunakan dalam uji duo trio ini dapat diterapkan dalam perusahan makanan. Uji duo-trio sering diaplikasikan oleh quality control suatu perusahaan untuk mengetahui komposisi suatu produk kemudian menganalisisnya serta diaplikasikan terhadap produknya. Selain itu uji duo-trio juga diaplikasikan untuk mengukur mutu pangan serta media yang digunakan untuk meningkatkan prospek pemasaran produk yang sesuai dengan selera konsumen. Uji duo trio sering digunakan untuk seleksi panelis, sehingga uji duo trio juga memiliki fungsi untuk seleksi panelis dan memonitoring panelis.