Selasa, 23 September 2014

MEREKA MEMANG ADA " 3 TAHUN"



Manusia  memiliki ceritanya masing-masing dalam kehidupnya.

Kisah tersebut  menjadikan  pribadi seseorang menjadi lebih baik atau sebaliknya. Tentunya  dengan kehidupan yang tak pernah kita tau lakonya. Hanya dengan iman dan taqwalah akan menghantarkan kita dalam kehidup yang hakiki kepada Allah SWT.
Ok terlepas dari itu perkenankan diri ini  untuk sedikit corat-coret tulisan tentang  kisah nyata. Tentu saja pengalaman pribadi, semoga bisa menjadi cerita yang menghibur dan menginspirasi (**),. (uhuk)
---------
Setiap cerita layak untuk diceritakan,,,begitu juga kisah kalian. Sepahit apapun itu pengalaman akan memberikan pelajaran besar bagi diri kita. Pernah kalian  mendengar kalimat seperti ini “jangan tengok kebelakang teruslah berjalanlah kedepan,,” (ya mungkin takut kesadung kali ya (hoho)). Upss bukan itu maksutnya. Tapi menurut ku kalimat ini perlu permak sedikit “berjalanlah kedepan dan jgn lupa bercerminlah pada masalalu , karena bagian itu merupakan pelajaran dan pengalaman berharga bagi diri kita.
  
Pengalaman hidup yang aku alami selama 3 tahun di SD, mungkin hampir terlupakan bahkan sama sekali tak ingat bahwa dunia itu pernah aku alami. Berkat cerita ulang dari orang tua tentang masa kecil itu, kini  kejadian yang pernah aku alami teringat kembali walaupun hanya ¼ bagian saja. 

Seperti kehidupan anak lainya, sekolah, bermain kesana kemari tak kenal waktu.  Kadang sampai di cari-cari orangtua karena saking asik bermain di tempat tetangga hingga magrib (apa masa kecil kalian juga seperti ini,??? selamat berarti kalian termasuk orang-orang yang memiliki masa kecil yg bahagia hahaha). Parahnya kadang kejailan muncul pada diri ini yaitu corat-coret tembok, pintu, atau lantai tetangga sampai tak berbentuk lagi dengan kapur, atau main peta umpet “delikan”. Tetapi  kalau lawanya susah ditemukan aku tinggal pulang dulu buat minum sembari melepas lelah baru nanti dilanjutin lagi. Alhasil yang pada ngumpet gelisahnya minta ampun (maklum rumah deket jadi daripada haus pulang dulu kan  #alibi*), sampai kejadian konyol  yaitu nakut-nakuti orang lewat depan rumah pakai guling. Tentu saja cara ini ampuh. Siapa juga yang tidak kaget,  merinding lewat jalan dekat kuburan. Aku saja sampai sekarang juga masih parno keluar rumah malam-malam ,kecuali ada yang nemenin. Mungkin ini juga kali ya yang membuat enggan para pedagang lewat depan rumah. Hingga sampai sekarang pun jika ditemukan pedagang yang lewat depan rumah malam2 itu suatu keluarbiasaan (waoww).

Ok back to memory

Pagi yang dinanti, dan suasana malam yang tak kalah indahnya. Di kegelapan malam langit jagat raya, menampakan beribu bintang dan bulan yang saling menghargai keberadaanya,  begitu serasi indah untuk dinikmati., …. Begitulah ciptaan Allah Yang Maha Agung begitu sempurna dan luar biasa, mengingatkan  bahwa semakin kecilnya diri kita ini dihadapan Allah SWT. 

Penghujung kelas 3 SD sudah dihadapan mata,, bertepatan hari besar umat islam idhul fitri, keluarga simbah semuanya datang kerumah. Keluarga paklik sudah jauh-jauh hari datang kerumah sebelum hari raya,  karena simbah saat itu dalam keadaan sakit “sakit tua”. Itulah awal dari kejadian astral  yang akan aku alami sampai 3 tahun lebih nantinya. 

Tidak ada keanehan selama liburan pasca idhul fitri di tempat bu lek. Hanya sedikit sakit panas seperti anak kecil lainya yang membuat gagal pulang pada hari yang sudah ditentukan. Akhirnya rabu subuh kita bersama-sama pulang klaten. Rasa rindu akan kebersamaan dengan simbah akhirnya segera terobati. Saat itu tak hanya pak lek bu lek yang ikut ke klaten tapi semua keluarga pak lek ikut mengantar aku dan mbk pulang. Hingga akhirnya aku mengerti, bendera merah yang ada di depan rumah itulah yang membuat kita harus berangkat subuh-subuh. Hari itu simbah di panggil Allah, harapan akan menemani simbah di waktu tidur atau  hanya duduk sembari melihat wajah yang tak lagi muda itu kini tinggal kenangan. 1 januari 2001 akhirnya waktu yang di janjikan tiba. Waktu untuk mengisi cangkir kehidupan didunia fana telah habis. Mbah putri pulang untuk selama-lamanya.( Harapan dan doa untuk mu simbah semoga tempat yang indah lah simbah berada. Amin amin amin.)

Tidak ada seminggu dari kepergian mbah putri ke hadapan Ilahi,, kejadian aneh itu mulai muncul,.
Ternyata penyakit panas itu masih enggan untuk pergi dari tubuh ku. Malamnya tanpa disadari aku  nglindur,, tapi nglindur kala itu berbeda, ngeri untuk dibayangkan (dari cerita sih gtu). Saat itu ibu dan bapaklah yang menyaksikan. Mata ini terbuka tanpa bola mata hitam, hanya bagian putih yang terlihat dan mulut ini selalu berucap kata-kata yang sama tapi sulit untuk dipahami artinya. “Aku guno kanio” kurang lebih terdengar seperti itu.

Dari situlah kisah awal yang membuat aku menjadi aneh bahkan ketakutan yang tak bisa dibayangkan yang selalu hadir menemani hari-hariku.

Perasaan yang selalu marah pada ibu kuat sekali, tiada hari tanpa ada alasan untuk membuat ibu kewalahan menghadapi diriku (maaf buk ^^). Perilaku yang tak wajar semkin menjadi-jadi dari nangis yang tak ada sebab sampai sering menyendiri di kamar atau tempat-tempat yang tak terduga. Pernah suatu hari ibu menemukan diriku sedang berada di balik pohon kapas belakang rumah. Ukuran batang pohonya rumayan besar menjulang tinggi, bahkan bisa menjadi tempat persembunyian yang aman bagi anak kecil. Kata ibu kalau aku sudah marah bisa buat seisi rumah riwuh. Karena kadang aku menghilang dan susah untuk ditemukan, ketemu-ketemu diri ini sudah dalam keadaan lemas (lahh). Atau mengunci diri di dalam kamar dengan tatapan mata yang kosong sambil berbicara entah dengan siapa, dari kaca jendela kamar itulah biasanya orangtua ku menyaksikan.    

Tak hanya perilaku yang aneh, fisik pun mulai rapuh dan gampang sakit. Bisa seminggu penuh  ijin sekolah karena sakit. Sampai-sampai nilai rapot tidak karuhan saat kelas 4 SD. Gara-gara itu juga aku tidak diperbolehkan ikut olah raga. Pernah suatu ketika ikut lomba balap karung tujubelas agustus di sekolah tanpa sepengetahuan guru, tapi saat giliran ku tiba entah kenapa wali kelasku mengetahui aksi ku ini, alhasil lomba balap karung didepan mata gagal. Ditambah kena marah  guru yang sebenarnya itu semua untuk kebikan ku sendiri karena sebelum itu pernah diijinkan ikut olahraga lari akibatnya hari berikutnya tidak bisa masuk sekolah karena sakit. Lagi-lagi hanya bisa melihat dipinggir lapangan, sembari duduk di bawah pohon “teh-tean”depan kelas, melihat teman-teman asik lomba, sunggu masa-masa itu masih jelas sampai sekarang …,

Mulai bertambah usia, sikap anehku semakin terlihat jelas juga bahwa ada gangguan makhluk lain dalam diri ini. Tetapi dengan bertambahanya usia juga kebiasaan nangis, marah gak jelas sama ibupun mulai pudar. 

Keadaan yang mungkin tidak dinginkan oleh setiap orang terjadi pada diriku. Ketidak wajaran mulai terlihat nyata, makhluk itu mulai menampakan keberadaanya. Tidak menyakiti tetapi bisa membuat bulu kudu ini berdiri. Suara-suara itu mulai memanggil. Setiap dalam keadaan sendiri suara itu mulai terdengar, panggilan dalam kesunyian itu terdengar jelas dalam telinga. Nada yang tak pernah berubah dengan kalimat yang sama selalu memanggil namaku. Akupun selalu teriak-teriak ketakutan kala suara itu mulai memanggil,  alhasil bapak ibu selalu sigap untuk lari kearahku. Begitulah kejadian itu berulang-ulang, suara itu selalu memanggil  dalam kesunyian, Walaupun begitu tetap saja diri ini  tak bisa membiasakan telinga ini untuk mendengarnya. 

Memang tak bisa di pungkiri,, bahwa makhluh gaib itu ada. Di dalam Al Qur’an pun sudah di jelaskan bahwa Allah menciptakan jin dan setan dari api, manusia dari sari pati tanah dan malaikat dari cahaya. Jadi jelas ada makhluk lain selain kita.  

Gangguan lainpun bermunculan, mimpi yang merupakan bunga tidur tak lagi menjadi ketenangan atau hiburan saat lelap. Gambaran rumah tua, kuburan bahkan orang berambut putih dengan pakaian jawa blankon yang sering bermunculan dalam mimpi.  Entah apa artinya?? (sampai sekarang pun tak bisa menjelaskan), hanya bisa menceritakan hal-hal itu kepada ibuk setiap kali bangun tidur. Perasaan yang pernah mengalami kejadian yang baru saja terjadi seperti kebetulan. Gambaran aneh tentang sesuatu hal yang belum terjadi menjadi kenyataan. Semuanya bahkan seperti serba kebetulan yang terus menerus tepat. Kalu dipikir seperti orang yang mempunyai indra keenam, bisa merasakan bahkan melihat gambaran yang menjadi kenyataan. Semuanya berasa seperti mimpi.

Rasa kasih sayang dan kuwatir dari dalam  seorang ibu  melihat anaknya seperti itu, menumbuhkan niatanya semakin kuat untuk membawa diriku ke tempat orang yang mampu menyembuhkan gangguan makhluk gaib. Berkat info dari saudara,  salah satu ustad yang ada di daerah klaten itulah yang menjadi tempat sarana penyembuhan. 

Saat itu kami di sambut hangat oleh bapak- separuh baya, sebut saja bapak berjenggot putih (hehe karena nggak tau nama.y). Kami langsung di persilahkan  masuk kerumah. Tidak ada penilaian buruk ataupun curiga pada bapak jenggot itu. Penampilan yang luwes seperti ustad, begitu santun memberian kesan yang baik dari kita. 

Seperti adat atau kebiasaan orang di Indonesia bersalaman adalah suatu tanda keramahan. Aku  diajak bersalaman dengan bapak berjenggot putih, tapi salaman kali ini lama dan aneh, sesekali aku melihat bapak berjenggot, beliau komat-kamit dengan mata terpejam, gak tau apa yang di ucapkan karena terlalu rilih. Akhirnya jawaban dari bapak berjenggot itu adalah aku diikuti jin tua berambut putih, makhluk itu hanya ingin ikut bersamaku tak ada maksud lain, sampai-sampai bapak berjenggot bilang kalu makhluk itu tadi di depan pintu. “Mungkin dia mau ikut sekalian membantu dirimu”. 

Dari situ aku mendapat oleh-oleh 2 jenis barang yaitu potongan kertas bertuliskan arab dan kalung yang baunya wangi (baunya bener-bener nggak mau hilang). Kalung tersebut  boleh dipakai dimana saja kecuali di kamar mandi. Potongan kertas bertulis arab tersebut harus dimakan 2 kali sehari (sudah kaya minum obat saja). Ya Allah sungguh kala itu diri ini tak tau larangan Mu,,, Semoga selalu dalam bimbingan Mu ya Rabb, dari situlah mulai terlihat ketidak beresan dan akhirnya tak ada lagi  kertas bertulis arab itu menjadi makanan ku, tak ada lagi kalung wangi itu melingkar di leherku. Itu semua salah.

Tak terasa penghujung kelas 6 pun sudah didepan mata. Ujian praktek yang berjibun sedikit menguras eneri beserta persiapan untuk ujian akhir pun tak kalah menguras eneri pikiran. Selepas dari semua itu kenyataan bahwa makhluk astral masih mengikuti ku jelas masih terasa. Sekarang bahkan menyendiri tak lagi terasa menakutkan seperti dulu. Mungkin kita sudah bersahabat (saking lamanya cuiy). Akhirnya terdengarlah pengobatan mengusir gangguan jin dengan cara ruhiyah pada orangtuaku. Saat itu ruqiyah memang salah satu pengobatan yang sangatlah populer dan menjadi pembicaraan orang-orang. Ternyata sepupuku sendiri mahir dalam hal tersebut, tak berpikir panjang karena tahu bahwa itu tidak ada unsur syirik, orang tuaku mencoba untuk menyembuhkan diriku dengan metode tersebut. Saat itu aku ditemani kakak.  Kita berdua berwudhu dan memakai mukena. Setelah itu kita disuruh berebahan dan memejamkan mata. Kata sepupuku “mbak santai saja ya, degdegkan nggak?”. Awalnya tidak degdegkan karena saat itu aku sendiri tidak tau mau diapain dan sedang melakukan untuk apa (tenang-tenang saja kan mbak juga ikut), akhirnya aku jadi agak takut dan mulai degdegan yang luar biasa walupun disitu aku bersama kakak dan ditemani seluruh keluargaku untuk melakukan ruqiyah. Saat itu dadaku dikasih Al Qur’an katanya biar tenang. Ruqiyahpun mulai dilakukan. Lantuan ayat suci al qur’an mulai terdengar hingga akhirnya aku tak ingat lagi, hanya ingat meneteskan airmata dan rasa sakit disekujur tubuh yang luar biasa. Ternyata saat itu aku menangis sejadi-jadinya hampir-hampir bisa mendatangkan semua warga. Kala itu aku mengoceh entah apa, karena orangtuaku tak tega melihatku yang kesakitan, ayahku mencoba menenangkan dengan mengusap kepalaku. Saat itu aku merasa bahwa bapak mengusap-ngusap kepalaku. Akhirnya lantunan ayat Al Qur’an yang disuarakan di radio dimatikan dan aku mulai membuka mata. Badan terasa sakit semua, lelah hingga kaki juga sulit untuk digerakan. Selepas itu hanya gelengan kepala yang bisa aku lakukan karena tidak tau apa yang sedang terjadi. Sakit itupun berangsur-angsur mulai berkurang dan kaki kembali bisa digerakan. 

Masih dalam keadaan bertanya-tanya, tetapi orangtuaku tak melanjutkan pengobatan tersebut karena katanya tak tega. Mulai dari situ setiap sore lantunan ayat-ayat suci Al Qur’an yang ringan mulai menggema di rumah, dan setiap ayat-ayat itu dibacakan rasa takut kadang muncul dalam diri. Alhasil akupun mengadu kepada orangtuaku untuk tidak terlalu keras membunyikannya. Minggu-demi minggu berganti kejadian tersebut juga mulai terlupakan. Kebiasaan mendengarkan murotalan setiap sore tak lagi sesering dulu dan persiapan ujian akhir pun menyibukan diri ini hingga lupa atas seuamnya. Tapi dari itu semua ternyata menjadi sebuah obat yang insyaAllah sembuh total. Kenapa bisa?? Dibalik itu semua diri ini menjadi rajin solat lima waktu bahkan solat malam pun mungkin tak pernah absen. Alhamdulilah dengan berjalanya waktu gangguan tersebut mulai hilang. Allah Maha Penyayang, “Jika ia mendekat kepada-Ku satu jengkal maka Aku mendekat padanya satu hasta, jika ia mendekat pada-Ku satu hasta maka Aku mendekat padanya satu depa, jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan kaki, maka Aku akan datang kepadanya dengan berlari”  Hadits abu hurairah r.a.