Manuisa
tidak ada yang sempurna,,,kesempurnaan itu hanya milik Allah semata. Ungkapan
yang terlintas ketika melihat diri ini dan dua sosok inspiratif. Terkadang kita
tidak puas dengan apa yang telah kita dapat karena memang sifat dasar manusia
adalah tidak mudah puas dengan sesuatu yang telah digapainya. Ketidak puasan
itu ada baik juga ada buruknya. Baik ketika ketidak puasan untuk selalu
mengupgrade diri sendiri untuk lebih baik lagi. Dan tidak baiknya jika ketidak
puasan akan nikmat yang telah Allah berikan kepada kita. Banyak cerita dan
fakta disekeliling kita akan ketidak puasan dalam hidup. Semoga kita bukan dari
orang2 yang mengingkari nikmat Allah dan semoga merupakan orang-orang yang selalu
diberi pertunjuk-Nya.
Sedikit
ingin membagi cerita inspiratif, pilu dan semoga bisa memotifasi juga. Cerita
ini bersumber dari apa yang saya lihat sehari-hari ketika hendak mau berangkat
kuliah ataupun pulang kuliah siang. Dua sosok insang yang begitu mensyukuri dan
menikmati kehidupanya didalam segala kekurangannya.
Terharu
ketika pertama bertemu dengan pasangan ini,,, Dua pasang suami istri yang bisa
dibilang memiliki fisik yang kurang sempurna. Nenek dan kakek, suami istri ini
memiliki kebiasaan rutin dari dulu hingga sekarang berjualan (sapu, kemucing) di
kampus yang saya tempati. Pagi buta pasangan ini berjalan kaki dari belakang
kampus hingga akhirnya berhenti di suatu tempat yang dituju yaitu sebrang jalan
dekat fakultas kedokteran. Dibawah pohon rindang yang biasa saya sebut dengan
sakurakun fersi Indonesia, dua insang ini menjajakan jualanya. Di bawah pohon
sakurakun itu terdapat tempat duduk berukuran 1 meter memanjang sehingga bisa
untuk dijadikan tempat istirahat sementara atau tempat dua pasang insang ini
yang biasa membuka warung sederhanan.y. Hanya berbekal dagangan yang selalu
dibawa dengan kedua tanganya dan sandal yang mengalasi kaki mereka dari terik
matahari yang kadang tersa membakar tubuh tak menyurutkan semangat mereka demi
kepingan uang yang tak seberapa tapi cukup untuk menyambung hidupnya.
Mungkin
dari cerita tersebut banyak juga diluar
sana yang mengalaminya,,tapi cerita belum selesai disini. Sekali lagi semoga
bisa mengispirasi dan dapat sebagai
bahan renungan untuk diri kita yang masih jauh dari kata sempurna.
Begitu
banyak anak-anak atau pemuda maupun wanita yang masih muda mengamen dipinggir
jalan untuk mendapatkan uang. Jika dibandingkan dengan dua insan tersebut jauh
lebih mampu mereka yang masih muda untuk mencari uang dengan jalan yang lebih
barokah. Tapi sekali lagi itu adalah pilihan…dan faktanya banyak yang memilih untuk mendapatkan kertas
atau kepingan logam yang bisa ditukar apa saja dengan jalan yang mudah seperti mengamen. Tak ada
yang disalahkan ataupun yang bersalah disini. Diri kita sendiri yang memilih.
Diatas
tadi saya sebutkan bahwa dua sosok insan ini memiliki fisik yang kurang
sempurna.
Ternyata
selain hidup yang pas-pasan, Allah SWT juga menguji mereka dengan keterbatasan mereka atas kurang
sempurnanya fisik yang mereka punya. Terutama fisik yang dimiliki sang kakek
jauh dari kata sempurna jika dibandingkan dengan orang normal. Sang kakek tidak
bisa melihat. Saya sendiri kurang tau apakah kebutaan kakek tersebut
disandangnya sejak kecil atau karena faktor usia. Yang saya lihat kakek
tersebut selalu berjalan dibelakang istrinya dengan tangan yang memegang
pundaknya. Sang nenek dengan telaten menjadi kondektur petunjuk jalan bagi kakek
tersebut. Dengan jalan terbata-bata sang nenek tak gentar untuk memapah suaminya.
Tak lupa selain berjalan memapah suaminya tangan si nenek yang satunya membawa barang dagangannya,
begitu juga kakek dengan tangan satunya membawa beberapa kemucing yang tak
terlalu berat baginya.
Sungguh
pemandangan yang memilukan bagi diri ini,,tapi tak ada kata lelah atau mengeluh bagi pasangan ini, mereka terlihat
begitu mensyukuri nikmat hidup yang Allah berikan pada dirinya. Terlihat senyum
mengembang sesekali di wajah mereka yang tak muda lagi. Dan kadang kata-kata
yang terucap dari kedua insang ini begitu menenangkan (walaupun dari jauh diri
ini melihat dan mendengar)..Tapi benar-benar kakek nenek tersebut tidak
dirisaukan akan keadaan yang mereka alami, bahkan kebalikanya terlhat serasi
dan begitu menikmati hidupnya..
Teringat
kata-kata seorang murobi bahwa hidup akan terasa nikmat jika kita pandai bersyukur,
sedikitpun atau tak sempurnanya hidup kita jika didasarkan atas rasya syukur
kepada Allah SWT.,, maka hidup akan terasa ringan. “Maka pandai-pandailah
beryukur atas nikmat yang Allah berikan maka Allah akan menambah nikmat-Nya ”. “Sesungguhnya
jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu.” (QS. Ibrahim:
7)
Jika
dibandingakan dengan kehidupan dua insan tersebut, harusnya kita bisa
menysukuri atas nikmat yang Allah berikan. Masih diberi kehidupan yang layak,
fisik yang sempurna dan orang-orang yang masih peduli dan sayang kepada kita,,,
"Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu
dustakan?" (QS. Ar-Rahman [55] ).
Nenek
dan kakek tersebut masih bisa menikmati dan menysukuri nikmat yang Allah
berikan didalam segala kekuranganya,, maka kitapun harusnya juga bisa selalu bersyukur atas segala nikmat yg Allah
berikan…
Kisah
ini saya dedikasikan untuk nenek dan kakek yang selalu setia berjualan di UNS
semoga kebahagiaan dunia dan akhirat yang didapatkan…dan kedua orangtua saya
yang tak henti-hentinya mendukung dan selalu menyayangi anak-anaknya J J trimakasih ibuk bapak syukur alhamdulilah Allah kasih saya orang
tua yang sebaik kalian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar