Selasa, 24 September 2013

Bersyukur yuk Kita bersyukur



Manuisa tidak ada yang sempurna,,,kesempurnaan itu hanya milik Allah semata. Ungkapan yang terlintas ketika melihat diri ini dan dua sosok inspiratif. Terkadang kita tidak puas dengan apa yang telah kita dapat karena memang sifat dasar manusia adalah tidak mudah puas dengan sesuatu yang telah digapainya. Ketidak puasan itu ada baik juga ada buruknya. Baik ketika ketidak puasan untuk selalu mengupgrade diri sendiri untuk lebih baik lagi. Dan tidak baiknya jika ketidak puasan akan nikmat yang telah Allah berikan kepada kita. Banyak cerita dan fakta disekeliling kita akan ketidak puasan dalam hidup. Semoga kita bukan dari orang2 yang mengingkari nikmat Allah dan semoga merupakan orang-orang yang selalu diberi pertunjuk-Nya. 

Sedikit ingin membagi cerita inspiratif, pilu dan semoga bisa memotifasi juga. Cerita ini bersumber dari apa yang saya lihat sehari-hari ketika hendak mau berangkat kuliah ataupun pulang kuliah siang. Dua sosok insang yang begitu mensyukuri dan menikmati kehidupanya didalam segala kekurangannya.

Terharu ketika pertama bertemu dengan pasangan ini,,, Dua pasang suami istri yang bisa dibilang memiliki fisik yang kurang sempurna. Nenek dan kakek, suami istri ini memiliki kebiasaan rutin dari dulu hingga sekarang berjualan (sapu, kemucing) di kampus yang saya tempati. Pagi buta pasangan ini berjalan kaki dari belakang kampus hingga akhirnya berhenti di suatu tempat yang dituju yaitu sebrang jalan dekat fakultas kedokteran. Dibawah pohon rindang yang biasa saya sebut dengan sakurakun fersi Indonesia, dua insang ini menjajakan jualanya. Di bawah pohon sakurakun itu terdapat tempat duduk berukuran 1 meter memanjang sehingga bisa untuk dijadikan tempat istirahat sementara atau tempat dua pasang insang ini yang biasa membuka warung sederhanan.y. Hanya berbekal dagangan yang selalu dibawa dengan kedua tanganya dan sandal yang mengalasi kaki mereka dari terik matahari yang kadang tersa membakar tubuh tak menyurutkan semangat mereka demi kepingan uang yang tak seberapa tapi cukup untuk menyambung hidupnya.

Mungkin dari  cerita tersebut banyak juga diluar sana yang mengalaminya,,tapi cerita belum selesai disini. Sekali lagi semoga bisa mengispirasi  dan dapat sebagai bahan renungan untuk diri kita yang masih jauh dari kata sempurna.

Begitu banyak anak-anak atau pemuda maupun wanita yang masih muda mengamen dipinggir jalan untuk mendapatkan uang. Jika dibandingkan dengan dua insan tersebut jauh lebih mampu mereka yang masih muda untuk mencari uang dengan jalan yang lebih barokah. Tapi sekali lagi itu adalah pilihan…dan faktanya  banyak yang memilih untuk mendapatkan kertas atau kepingan logam yang bisa ditukar apa saja dengan  jalan yang mudah seperti mengamen. Tak ada yang disalahkan ataupun yang bersalah disini. Diri kita sendiri yang memilih.

Diatas tadi saya sebutkan bahwa dua sosok insan ini memiliki fisik yang kurang sempurna.
Ternyata selain hidup yang pas-pasan, Allah SWT juga menguji mereka  dengan keterbatasan mereka atas kurang sempurnanya fisik yang mereka punya. Terutama fisik yang dimiliki sang kakek jauh dari kata sempurna jika dibandingkan dengan orang normal. Sang kakek tidak bisa melihat. Saya sendiri kurang tau apakah kebutaan kakek tersebut disandangnya sejak kecil atau karena faktor usia. Yang saya lihat kakek tersebut selalu berjalan dibelakang istrinya dengan tangan yang memegang pundaknya. Sang nenek dengan telaten  menjadi kondektur petunjuk jalan bagi kakek tersebut. Dengan jalan terbata-bata sang nenek tak gentar untuk memapah suaminya. Tak lupa selain berjalan memapah suaminya tangan si nenek  yang satunya membawa barang dagangannya, begitu juga kakek dengan tangan satunya membawa beberapa kemucing yang tak terlalu berat baginya.

Sungguh pemandangan yang memilukan bagi diri ini,,tapi tak ada kata lelah atau  mengeluh bagi pasangan ini, mereka terlihat begitu mensyukuri nikmat hidup yang Allah berikan pada dirinya. Terlihat senyum mengembang sesekali di wajah mereka yang tak muda lagi. Dan kadang kata-kata yang terucap dari kedua insang ini begitu menenangkan (walaupun dari jauh diri ini melihat dan mendengar)..Tapi benar-benar kakek nenek tersebut tidak dirisaukan akan keadaan yang mereka alami, bahkan kebalikanya terlhat serasi dan begitu menikmati hidupnya..

Teringat kata-kata seorang murobi bahwa hidup akan terasa nikmat jika kita pandai bersyukur, sedikitpun atau tak sempurnanya hidup kita jika didasarkan atas rasya syukur kepada Allah SWT.,, maka hidup akan terasa ringan. “Maka pandai-pandailah beryukur atas nikmat yang Allah berikan maka Allah akan menambah nikmat-Nya ”. “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu.” (QS. Ibrahim: 7)

Jika dibandingakan dengan kehidupan dua insan tersebut, harusnya kita bisa menysukuri atas nikmat yang Allah berikan. Masih diberi kehidupan yang layak, fisik yang sempurna dan orang-orang yang masih peduli dan sayang kepada kita,,, "Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?" (QS. Ar-Rahman [55] ).

Nenek dan kakek tersebut masih bisa menikmati dan menysukuri nikmat yang Allah berikan didalam segala kekuranganya,, maka kitapun harusnya juga bisa  selalu bersyukur atas segala nikmat yg Allah berikan…

Kisah ini saya dedikasikan untuk nenek dan kakek yang selalu setia berjualan di UNS semoga kebahagiaan dunia dan akhirat yang didapatkan…dan kedua orangtua saya yang tak henti-hentinya mendukung dan selalu menyayangi anak-anaknya J J trimakasih ibuk bapak syukur alhamdulilah Allah kasih saya orang tua yang sebaik kalian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar