Uji duo-trio mirip digunakan
untuk mengetahui apakah ada perbedaan di antara dua contoh. Kepada panelis
disajikan 3 buah contoh dengan satu contoh adalah contoh baku (A) dan dua
lainya adalah contoh yang akan diuji (X dan Y). Panelis diminta untuk
menentukan mana di antara dua buah contoh X atau Y yang sama dengan A. Analisis
data dapat dilakukan dengan menggunakan uji statistic one-tailed paired-difference test. Prosedur yang digunakan
disajikan ke hadapan panelis satu contoh baku dan dua contoh yang akan diuji
(keduanya diberi kode). Uji duo-trio merupakan
bagian dari uji pembanding yang digunakan untuk menilai atau menstandarisasi
suatu produk bahan baku apakah masih dalam yang baik atau tidak. Uji duo-trio
dapat dikatakan mirip seperti uji segitiga yaitu
dengan memberI penilaian “1” jika produk yang dirasa oleh panelis berbeda dan
angka “0” jika produk yang dirasa oleh panelis sama. Hanya saja pada uji ini
penguji memberitahu 1 pembanding (reference)
yang barulah kemudian dapat dibandingkan dengan kedua kedua contoh lain yang
disajikan.
Uji Duo Trio acara III bertujuan untuk
mencari perbedaan yang kecil pada sampel
yang di sajikan. Setiap panelis disajikan tiga contoh (dua contoh
dari sampel yang sama dan satu contoh dari sampel berbeda). Prinsip dari uji duo trio hampir sama dengan uji
segitiga, tetapi dalam uji ini dari awal sudah ditentukan pembanding yang
dibandingkan dengan kedua contoh lainnya. Dalam penyajiannya, contoh ketiganya
disajikan bersamaan. Panelis diminta untuk memilih satu diantara 2 sampel lain yang beda dengan pembanding (reference). Uji duo-trio dapat digunakan untuk melihat perlakuan baru
terhadap mutu produk, menilai keseragaman mutu bahan atau mendeteksi adanya
perbedaan yang kecil antara dua contoh.
Dalam acara
III Uji duo trio kali ini menggunakan 3 sampel kue bolu, dimana dari 3 sampel tersebut terdapat 2 sampel yang
terbuat dari bahan baku yang sama dan 1 sampel yang lain
terbuat dari bahan baku yang berbeda. Dari 2 sampel yang
terbuat dari bahan baku yang sama diberi kode R yang menunjukkan sampel yang digunakan sebagi standart atau sampel baku. Sedangkan sisa dari sampel tersebut diberi kode 548 untuk sampel
yang terbuat dari bahan baku yang berbeda dengan contoh baku, sedangkan kode
732 untuk sampel yang terbuat dari bahan baku yang sama dengan contoh baku. Cara kerja dari uji duo trio acara III ini adalah
penyaji menyiapkan bahan atau sampel yang akan diujikan, sampel tersebut
terdiri dari 3 sampel yaitu 2 sampel dengan bahan yang sama dan 1 sampel dengan
bahan yang berbeda. Penyaji memberikan intruksi kepada panelis yaitu panelis diminta untuk memberi tanda (X) pada sampel yang tidak
sama dengan sampel baku (R) pada kertas borang yang telah disediakan.
Dari
hasil pengamatan yang telah dilakuakan, untuk
atribut warna antara sampel 732 dan 548 dengan
jumlah penelis 23 orang, jumlah
terkecil untuk menyatakan beda nyata adalah 17 pada tingkat signifikan 5%. Jumlah
panelis yang menjawab benar adalah 2 dan 21 . Sehingga dapat dikatakan bahwa
dari segi warna sampel kue bolu 732 tidak terdapat beda nyata terhadap sampel baku
(R). Dapat disimpulkan bahwa sampel kode 732 memiliki warna yang sama dengan
sampel baku. Sedangkan untuk sampel 548 terdapat beda nyata terhadap sampel
baku. Karena jumlahnya sama dengan jumlah terkecil panelis untuk beda nyata
tingkat 5%. Pada atribut warna sampel 548 beda nyata dengan sampel baku hal ini
disebabkan oleh penambahan margaring pada salah satu sampel. Margaring dapat
mempengaruhi warna kue bolu yang dihasilkan.
Dari
segi aroma jumlah panelis yang
menjawab benar pada
sampel 732 adalah 2 dan pada sampel 548 adalah 21.
Jika dibandingkan dengan tabel uji duo-trio dengan 23 orang panelis jumlah terkecil untuk menyatakan
beda nyata adalah 17 pada tingkat 5%. Untuk atribut aroma sampel 732 tidak beda
nyata dengan sampel baku (R). Sedangkan sampel 548 beda nyata dengan sampel
baku (R). Pada segi aroma yang menyebabkan beda nyata ini disebabkan oleh kurang
ketelitian panelis pada saat melakukan uji, penambahan margaring pada sampel
dapat mempengaruhi aroma, semakin banyak margaring yang diberikan semakin harum
aroma pada sampel tersebut. Untuk sampel yang tidak beda nyata masih mempunyai
kemiripan dan sulit untuk dibedakan dengan sampel baku.
Dari atribut rasa panelis yang menjawab benar pada sampel 732 adalah 1 dan pada sampel 548 adalah 22. Jika dibandingkan
dengan tabel
uji duo-trio dengan 23 orang
panelis jumlah terkecil untuk menyatakan beda nyata adalah 17 pada tingkat 5%.
Sehingga dapat dikatakan dari segi rasa bahwa pada jumlah terkecil untuk
tingkat 5% sampel 732 tidak memiliki beda nyata dengan sampel baku karena
jumlah panelis yang menyatakan sama masih di bawah persyaratan yang diminta,
sedang untuk sampel 548 terdapat beda nyata dengan sampel baku karena jumlahnya
sama dengan jumlah terkecil panelis untuk beda nyata tingkat 5%.
Dari atribut tekstur yang menjawab benar pada sampel 732
adalah 2 dan pada sampel 548 adalah 21. Jika dibandingkan
dengan tabel
uji duo-trio dengan 23 orang
panelis jumlah terkecil untuk menyatakan beda nyata adalah 17 pada tingkat 5%. Dari hasil perbandingan dapat dikatakan bahwa kue bolu
dengan sampel 732 tidak memiliki beda nyata dengan sampel baku. Karena jumlah
panelis yang menjawab benar belum memenuhi kriteria minimum jumlah panelis.
Untuk sampel 548 memiliki beda nyata pada tingkat signifikasi 5% dengan sampel
baku. Hal ini dikarenakan oleh ada atau tidaknya penambahan margarin. Bolu
dengan penambahan margarin memiliki tekstur yang lebih padat dan lembut.
Dari atribut overall atau keseluruhan, jumlah panelis
yang menjawab benar terdapat beda nyata pada sampel 732
adalah sebesar 1, sedangkan pada sampel 548
adalah 22. Jika
dibandingkan dengan tabel uji duo-trio dengan 23 orang panelis jumlah terkecil untuk menyatakan
beda nyata adalah 17 masing-masing pada tingkat 5%. Dapat disimpulkan bahwa untuk atribut overall untuk
sampel 732 tidak beda nyata dengan sampel baku belum dapat dikatakan memiliki
mutu yang berbeda dengan sampel baku karena jumlah panelis yang menyatakan sama
masih di bawah persyaratan yang diminta, sedang
sampel 548 terdapat beda nyata dengan sampel baku. Dari keseluruhan atribut sampel 732 tidak beda
nyata semua dengan sampel baku (R), sedangkan sampel 548 beda nyata semu dengan
sampel baku (R). Hal ini dapat disimpulkan bahwa sampel yang sama dengan sampel
baku adalah sampel dengan kode 732 karena pada semua atribut sampel 732
menyatakan hasil yang tidak beda nyata dengan sampel baku.
Faktor yang mempengaruhi antara beda atau tidak beda
nyata adalah kesalahan terjadidikarenakan waktu pengujian sampel yang terlalu
singkat atau ada kesalah pahaman antara panelis tersebut dengan tim penyaji.
Padahalsebenarnya rasa kedua kue bolu secara komposisi sudah jauh berbeda
danuntuk untuk segi rasa, aroma, tekstur, dan overall kedua bolu tersebut juga berbeda. Kesalahan panelis ini
disebabkan karena panelis yang belum bisa melakukan
penilaian dengan baik dan panelis belum terlatih untuk melakukan penilaian. Aplikasi
yang digunakan dalam uji duo trio ini dapat diterapkan dalam perusahan makanan. Uji duo-trio sering diaplikasikan oleh quality
control suatu perusahaan
untuk mengetahui komposisi suatu produk kemudian menganalisisnya serta
diaplikasikan terhadap produknya. Selain itu uji duo-trio juga diaplikasikan
untuk mengukur mutu pangan serta media yang digunakan untuk meningkatkan
prospek pemasaran produk yang sesuai dengan selera konsumen. Uji duo trio sering digunakan untuk seleksi panelis, sehingga
uji duo trio juga memiliki fungsi untuk seleksi panelis dan memonitoring
panelis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar