Tabel 1.1 % Randemen Simplisia
Kering Bawang Putih
Berat
Awal Sampel
|
Berat
Akhir
|
% Randemen
|
3000
gr
|
1050
gr
|
35 %
|
Sumber: Laporan
Sementara
Pembahasan
Simplisia merupakan istilah yang dipakai
untuk menyebut bahan-bahan obat alam yang berada dalam wujud aslinya atau belum
mengalami perubahan bentuk. Pengertian simplisia menurut Departemen Kesehatan
RI adalah bahan alami yang digunakan untuk obat dan belum mengalami perubahan
proses apa pun, dan kecuali dinyatakan lain umumnya berupa bahan yang telah
dikeringkan. Simplisia dibagi
menjadi tiga golongan, yaitu : Simplisia nabati adalah simplisia yang dapat
berupa tanaman utuh, bagian tanaman, eksudat tanaman, atau gabungan antara
ketiganya, misalnya Datura Folium dan Piperis nigri Fructus. Eksudat tanaman
adalah isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau dengan cara
tertentu sengaja dikeluarkan dari selnya. Eksudat tanaman dapat berupa zat-zat
atau bahan-bahan nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan/diisolasi
dari tanamannya. Simplisia hewani adalah simplisia yang dapat berupa hewan utuh
atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa bahan kimia
murni, misalnya minyak ikan (Oleum iecoris asselli) dan madu (Mel depuratum). Simplisia
pelikan atau mineral adalah simplisia berupa bahan pelikan atau mineral yang
belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa bahan
kimia murni
Pengeringan
ialah suatu proses untuk mengeluarkan atau menghilangkan sebagian air dari suatu
bahan, dengan cara menguapkan sebagian besar air yang dikandungnya dengan
menggunakan energi panas. Biasanya kandungan air bahan dikurangi sampai batas
dimana mikroba tidak dapat tumbuh lagi di dalamnya. Pengeringan dapat pula
diartikan sebagai suatu penerapan panas dalam kondisi terkendali, untuk
mengeluarkan sebagian besar air dalam bahan pangan melalui evaporasi (pada pengeringan
umum) dan sublimasi (pada pengeringan beku). Prinsip dari pengerinagn adalah
mengurangi kadar air dalam bahan dengan memanfaatkan sumber panas dari kompor
listrik sebagai sumber panas. Efek pengeringan terhadap bahan baku adalah
terjadi pengurangan berat disebabkan oleh kehilangan kadar air pada saat proses
pengeringan.
Pada
praktikum acara I Simplisia Kering bahan yang digunakan adalah bawang putih.
Cara kerja dalam pembuatan simplisis kering adalah pertama bawang putih dikupas
dan dicuci bersih, setelah bersih dirajang dengan ukuran dan bentuk melintang,
kemudian bawang putih dikeringkan dengan cabinet dryer selama 8 jam dengan suhu
50oC. Setelah kering bawang putih di hitung rendemen dan kadar
airnya. Dari hasil praktikum simplesia kering didapatkan % rendemen simplisia
kering bawang putih sebesar 35 %, dengan berat awal bawang 3000 gram, dan berat
akhir 1050 gram. Dilihat dari hasil praktikum tersebut bawang putih mengalami
penurunan berat dari 3000 gram menjadi 105 gram. Hal ini sudah sesuai dengan
teori bahwa bawang putih mengalami penurunan berat karena pada proses
pengeringan kadar air bawang puting berkurang. Prinsip
utama dari pengeringan adalah penurunan kadar air untuk mencegah aktivitas
mikroorganisme. Faktor-faktor yang mempengaruhi rendemen simplisia kering
bawang putih adalah berat awal sampel. Semakin besar berat awal sampel yang
digunakan maka akan semakin kecil rendeman yang dihasilkan. Jenis bahan juga
mempengaruhi besarnya randemen yang dihasilkan. Jika bahan yang digunakan
mengandung kadar air yang tinggi maka randemen yang dihasilkan semakin kecil.
Ketebalan bahan, lama waktu pengeringan juga merupakan faktor yang mempengaruhi
besarnya rendemen.
Prinsip
kesetimbangan massa banyak diaplikasikan dalam mendisain suatu proses
pengolahan pangan (pengupasan, sortasi, ekstraksi, pengeringan, evaporasi) atau
formulasi produk baru. Jadi Prinsip dari kesetimbangan massa adalah total berat
yang masuk (input) ke dalam suatu tahap proses atau proses keseluruhan akan
sama dengan total berat dari outputnya. Perubahan yang terjadi adalah perubahan
wujud dari input menjadi bentuk lainnya. Kesetimbangan massa antara rendemen
dengan % kadar air adalah berbanding
lurus.
Tabel 1.2 Kadar Air
Simplesia
Sampel
|
Berat
Sampel (A)
|
Berat
Bobol (B)
|
Berat
Botol + Sampel (C)
|
Kadar
Air %
|
Perlakuan I S1
|
4,4208 gr
|
20,1047 gr
|
24,2299 gr
|
6,7
|
Perlakuan II S2
|
4,6798 gr
|
20,0094 gr
|
24,4283 gr
|
5,6
|
Perlakuan III
S3
|
4,3960 gr
|
18,2525 gr
|
22,4054 gr
|
5,5
|
Rata-rata
|
|
5,9 %
|
Sumber: Laporan
Sementara
Pembahasan
Bawang
putih-garlic adalah nama tanaman dari genus Allium sekaligus nama dari
umbi yang dihasilkan. Umbi dari tanaman bawang putih merupakan bahan utama
untuk bumbu dasar masakan Indonesia.
Bawang mentah penuh dengan senyawa-senyawa sulfur, termasuk zat kimia yang disebut alliin yang membuat bawang putih mentah terasa getir atau angur. Bawang putih digunakan sebagai bumbu yang digunakan hampir di setiap makanan dan masakan Indonesia. Sebelum dipakai sebagai bumbu, bawang putih dihancurkan dengan ditekan dengan sisi pisau (dikeprek) sebelum dirajang halus dan ditumis di penggorengan dengan sedikit minyak goreng.
Bawang mentah penuh dengan senyawa-senyawa sulfur, termasuk zat kimia yang disebut alliin yang membuat bawang putih mentah terasa getir atau angur. Bawang putih digunakan sebagai bumbu yang digunakan hampir di setiap makanan dan masakan Indonesia. Sebelum dipakai sebagai bumbu, bawang putih dihancurkan dengan ditekan dengan sisi pisau (dikeprek) sebelum dirajang halus dan ditumis di penggorengan dengan sedikit minyak goreng.
Senyawa kimia yang ada pada bawang putih
adalah aliin. Ketika bawang putih dimemarkan/dihaluskan, zat aliin yang
sebenarnya tidak berbau akan terurai. Dengan dorongan enzim alinase, aliin
terpecah menjadi alisin, amonia, dan asam piruvat. Bau tajam alisin disebabkan
karena kandungan zat belerang. Aroma khas ini bertambah menyengat ketika zat
belerang (sulfur) dalam alisin diterbangkan ammonia ke udara, sebab ammonia
mudah menguap. Senyawa alisin berkhasiat menghancurkan pembentukan, pembekuan
darah dalam arteri, mengurangi gejala diabetes dan mengurangi tekanan darah. Selain
alisin, bawang putih juga memiliki senyawa lain yang berkhasiat obat, yaitu
alil. Senyawa alil paling banyak terdapat dalam bentuk dialil-trisulfida yang
berkhasiat memerangi penyakit-penyakit degeneratif dan mengaktifkan pertumbuhan
sel-sel baru.
Manfaat
bawang putih bagi kesehatan sudah sangat popular di tengah masyarakat sejak
zaman dulu dapat dipastikan bawang putih juga mampu menangkal flu, membasmi
cacing perut, mengobati rematik, dan meredakan insomnia. Juga mampu memerangi
penyakit-penyakit degeneratif seperti hipertensi, stroke, jantung koroner,
diabetes, ketidakseimbangan kolesterol dan kanker. Dari sekian banyak manfaat
bawang putih, para ahli telah menemukan manfaat baru bawang putih yaitu dapat
mencegah berat badan dan bahkan menurunkan berat badan. Suatu tes laboratorium
menunjukkan bahwa tikus-tikus yang diberikan gula diet akan mengalami penurunan
berat jika mereka diberi juga komponen bawang putih.
Dalam
praktikum acara I untuk mengamati kadar air pada simplesia kering bahan yang
digunakan adalah bawang putih segar. Bawang putih tersebut diolah menjadi
bawang putih kering. Dari hasil praktikum yang dilaksanakan data yang diperolah
untuk perlakuan I denagn berat sampel 4,4208 gram dan berat botol 20,1047 gram
didapatkan kadar air sebesar 6,7 %, perlakuan II dengan berat sampel 4,6798
gram dan berat botol 20,0094 gram didapatkan kadar air sebesar 5,6 % sedangkan
pada perlakuan III denagn berat sampel 4,3960 gram dan berat botol 18,2525 gram
didapatkan kadar air sebesar 5,5 %. Dilihat dari data yang diperoleh, kadar air
yang paling besar ada pada perlakuan I yaitu sebesar 6,7 %, dan untuk kadar air
yang paling kecil adalah pada perlakuan III yaitu sebesar 5,5 %. Dari hasil
praktikum tersebut kadar air yang didapatkan untuk perlakuan yang sama dan dengan
bahan yang sama didapatkan hasil yang berbeda-beda pada setiap pengulanganya. Hal
ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu ketidak telitian praktikan
saat penimbangan bahan sehingga didapatkan berat sampel yang berbeda, ketebalan
bahan, suhu pengeringan, berat botol.
Kadar
air adalah persentase kandungan air suatu bahan yang dapat dinyatakan
berdasarkan berat basah (wet basis) atau berdasarkan berat kering (dry basis).
Kadar air berat basah mempunyai batas maksimum teoritis sebesar 100 persen,
sedangkan kadar air berdasarkan berat kering dapat lebih dari 100 persen.
(Syarif dan Halid, 1993). Tabrani (1997), menyatakan bahwa kadar air merupakan
pemegang. peranan penting, kecuali temperatur maka aktivitas air mempunyai
tempat tersendiri dalam proses pembusukan dan ketengikan. Kerusakan bahan
makanan pada umumnya merupakan proses mikrobiologis, kimiawi, enzimatik atau
kombinasi antara ketiganya. Berlangsungnya ketiga proses tersebut memerlukan
air dimana kini telah diketahui bahwa hanya air bebas yang dapat membantu
berlangsungnya proses tersebut. Kadar air suatu bahan biasanya dinyatakan dalam
persentase berat bahan basah, misalnya dalam gram air untuk setiap 100 gram
bahan disebut kadar air berat basah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar